Saat
ini pariwisata sedang menjadi trending topik di kalangan masyarakat.
Orang-orang mulai gemar melakukan hal-hal yang berbau wisata, entah itu
jalan-jalan, piknik atau tavelling. Terlebih saat ini banyak siaran TV nasional
yang meliput acara bertemakan tavelling. Hal ini pun menjamur ke beberapa media
sosial, entah itu facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Piknik atau
wisata saat ini memang menjadi budaya di kalangan masyarakat.
Namun,
sayang pertumbuhan dan perkembangan dari budaya wisata itu tidak diimbangi
dengan perilaku wisatawan yang berbudaya. Banyak kasus kerusakan alam terjadi ketika
dibuka sebagai lokasi wisata. Rusaknya ini tentu akibat ulah manusia. Manusia
yang tidak memiliki budaya wisata. Ada beberapa hal yang bisa menjadi catatan
ketika berwisata, agar tidak hanya melakukan kunjungan wisata tetapi sekaligus
menjadi seorang wisatawan yang berbudaya.
1.
Sampah
Hal
yang masih sangat sering sekali “SENGAJA”
diabaikan oleh para wisatawan adalah SAMPAH.
Masalah sampah terlihat sepele, apalagi terkadang orang berfikir “nanti juga
ada tukang sampah yang membersihkan” atau kadang juga ada yang berfikir “nanti
juga akan hancur sendiri”.
Bisa
kita lihat di lokasi-lokasi wisata alam, pantai, gunung, bukit dan lainnya.
Selalu ada sampah yang terabaikan, yang akhirnya justru merusak keindahan dari
tempat wisata itu sendiri. Jangan berfikir sampah yang hanyut terbawa air
sungai atau ombak di laut tidak akan menimbulkan masalah. Jangan pula berfikir
dengan meninggalkan botol plastik atau sampah plastik tidak merusak lingkungan.
Ada
mindset dari para wisatawan yang perlu dibenahi. Secara tidak langsung tindakan
kita menunjukka etika diri kita. Seseorang yang terbiasa membuang sampah
sembarang menunjukkan seseorang yang tidak peduli terhadap lingkungannya. Bayangkan
jika satu orang membuang satu sampah, kemudian dalam satu hari ada 100 orang,
maka akan terkumpul 100 sampah. Kemudian hal itu berlangsung selama beberapa
tahun, maka sudah dapat dipastikan lokasi tersebut tidak akan indah lagi,
karena sampah ada dimana-mana.
Sudah
selayaknya kita menjadi orang yang peduli dengan lingkungan, karena seuanya
juga akan kembali kepada diri kita sendiri. Kalau sekarang kita meninggalkan
sampah, apa iya kita akan mewarisi anak cucu kita dengan sampah dan segala
permasalahannya?
Tips:
a. Jika
kita ingin berwisata, sebaiknya bawalah kantong kresek atau bungkus khusus digunakan untuk menampung sampah.
b. Kumpulkan
sampah di kantong kresek
c. Jangan
tinggalkan disembarang tempat, bawa sampai menemukan tempat sampah
d. Buang
sampah pada tempatya
2.
Lingkungan
Masih
ingat dengan kejadian rusaknya kebun bunga amarilis di Yogyakarta? Tempat
wisata yang baru dibuka dan rusak hanya dalam hitungan hari. Banyak wisatawan
yang memplubikasikan fotonya yag dengan bangga menginjak tanaman bahkan tidur
di atas tanaman. Alasannya tidak bermoral, karena mereka telah membayar tiket
masuk jadi merasa bisa melakukan apapun pada tanaman tersebut.
Perilaku-perilaku seperti ini yang tidak akan membuat wisata kita menjadi
indah, karena secara tidak langsung aset dari tempat wisata itu akan rusak.
Tidak
hanya perilaku seperti diatas, masih banyak lagi perilaku-perilaku lain yang
tidak berbudaya, seperti mencoret-coret fasilitas tempat wisata. Mengabadikan
bukan dengan cara meninggalkan tulisan yang merusak lingkungan. Bahkan tidak
jarang, banyak orang tergoda untuk memetik bunga langka, dengan alasan sebagai
kenang-kenangan. Padahal tindakan tersebut jelas merusak lingkungan.
Selama
budaya wiasawan tidak dibenahi maka tempat wisata juga tidak akan terjaga.
Terkadang berfikir, lebih baik tempat yang memiliki keindahan jangan dibuka
sebagai lokasi wisata jika akhirnya hanya akan merusak keindahan itu sendiri.
Atau lebih bijaknya terapkan peraturan di negara maju, dimana orang yang merusak
lingkungan, baik itu dengan membuang sampah sembarangan atau merusak dengan
cara lain, maka akan dikenakan punishment.
No comments:
Post a Comment