Mendaki
gunung tidak hanya menjadi sebuah aktivitas menaiki gunung untuk bisa sampai ke
puncak dan menikmati keindahannya. Ternyata, dibalik itu semua tersimpan banyak
pelajaran yang bisa kita ambil. Bahkan dari aktivitas ini pula, kita bisa
melihat karakter seseorang. Jika di darat, seseorang bisa berpura, menutupi
kelemahan ataupun kekurangannya. Namun, di gunung kita bisa melihat karakter
mereka yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa karakter yang bisa kita lihat
dari cara seseorang ketika mendaki.
1.
Leader atau pemimpin
Sosok
ini juga selalu mucul di setiap pendakian. Sosok pemimpin ini terlihat dari
bagaimana cara dia mengambil keputusan dan cepat tanggap dalam segala kondisi,
bahkan kondisi darurat sekalipun. Sosok ini juga terkesan melindungi para
anggota yang lain. Misalnya, kita tersesat, maka sosok pemimpin ini akan segera
mencari solusi. Memberikan pengarahan tanpa menunjukkan kekhawatiran di depan
anggota. Jadi para anggota tidak tahu bahwa saat itu mereka sedang tersesat.
Sosok pemimpin ini layaknya kipas angin yang memberi kesejukan di pendakian
2.
Peduli
Sosok
ini selalu ada di acara mendaki. Dia adalah orang yang tulus, yang ketika
melihat yag lain butuh bantuan, dia akan segera menawarkan tanpa harus diminta.
Bahkan sosok ini bisa dikatakan pahlawan dadakan. Karena rasa empatinya yang
peka dia akan selalu bersedia berkorban demi orang lain. Dan ketika memberikan
pertolongan, dia tidak akan pandang bulu, siapa pun yang membutuhkan
bantuannya, akan ia tolong, meskipun orang itu adalah orang yang baru dikenal.
Karena prinsipnya, ia hanya menolong.
3.
Mandiri
Seseorang
yang mandiri akan menunjukkan bahwa ia adalah orang yang mandiri. Artinya mampu
mengandalkan dirinya. Namun mandiri disini berbeda dengan egois. Dimana egois
itu tidak peduli dengan yang lain, sosok mandiri ini akan berjuang dengan
dirinya untuk tetap bertahan. Misalkan seseorang yang tiba-tiba mengalami
sakit, atau terluka di jalan. Dia akan berusaha sekuat tenaga dan semampunya.
Namun, mandiri tetap bukan berarti dia tidak butuh orang lain. Hanya sosok
mandiri ini tahu kapasitas untuk memaksimalkan potensi atau kekuatan yang ada
di dalam dirinya.
4.
Manja
Kita
bisa melihat seseorang itu manja atau tidak dari cara dia mendaki. Orang-orang
yang memiliki karakter ini biasanya cenderung hiperbolis atau melebih-lebihkan.
Dan sesuatu yang dilebih-lebihkan itu biasanya hal yang negatif. Misalkan saja
capek. Namanya mendaki sudah pasti capek. Dan itu dirasakan oleh semua orang. Perbedaannya
hanya cara mereka menunjukkan. Dan orang dengan karakter ini akan menunjukkan
hal yang nampak melebih-lebihkan. Jadi jika dia baru berjalan 1m, seolah-olah
ia telah berjalan sampai puncak nonstop. Pokoknya, segala hal yang keluar dari
ucapannya, semua bersifat melebih-lebihkan (atau bahasa kerenya lebay).
5.
Pesimis
Karakter
ini pun bisa dilihat ketika seseorang sedang mendaki. Orang yang pesimis
cenderung memiliki kebiasaan mengeluh. Keluhan itu bisa bermacam-macam, dan hal
ini terjadi tanpa disadari oleh orang tersebut. Kata-kata yang terucap mengalir
begitu saja. Sebagai contoh, seseorang mengatakan “capek”. Simple dan sepele, tapi
itu menunjukkan karakter. Atau “kapan sampai, kenapa lama sekali?”. Hal-hal
demikian sebenarnya dirasakan semua orang, hanya bedanya, karakter ini akan
menunjukkannya, entah itu dengan sikap ataupun perkataan.
6.
Egois
Sama
halnya, karakter ini pun sangat bisa dilihat ketika seseorang mendaki gunung.
Biasanya karakter ini adalah seseorang yang tidak mempedulikan rekannya. Hal
ini bisa ditunjukkan, misalkan ketika membawa peralatan yang sifatnya untuk
kepentingan bersama. Orang dengan karakter ini cenderung menolak atau maksimal
mencari keringanan atau bahkan mencari keuntungan untuk dirinya. Rasa empatinya
kurang, dan tidak mau berkorban.
7.
Emosional
Pernah
mendaki dengan seseorang yang pembawaannya marah-marah sepanjang jalan? Bahkan
mungkin kata-kata kasarnya keluar. Hal simple saja, ketika ada sebuah batu atau
bahkan ranting pohon yang menghalangi jalan, maka dengan segera kata-kata
emosinya akan keluar. Belum lagi, jika ia menjadi sosok yang emosional pula
terhadap teman-temannya. Berarti jelas, dia adalah orang yang memiliki jiwa
emosional.
No comments:
Post a Comment