Melanjutkan
kisahku kemarin, ini adalah perasan yang saya alami ketika mendaki gunung,
mungkin ada yang merasakan hal yang sama, mungkin juga berbeda. Inilah
perasaanku:
1.
Semangat
Ini sering sekali saya alami. Selalu ada
semangat ketika tekad mulai goyah. Melihat teman-teman yang masih mau berjuang,
rasa ingin menyerah pun terpatahkan, berubah menjadi sebuah semangat. Sama
dengan perjalan hidup mengejar apa yang kita inginkan. Jika saat ini kita
berhenti, maka perjuangan yang sudah kita lewati sejauh ini akan sia-sia.
Itulah makna naik gunung, kalau kita berhenti di tengah jalan, perjuangan
melewati medan yang berat dan jauh, hanya akan berakhir sia-sia. Istilahnya
berjuanglah selama dirimu masih sanggup untuk berjuang. Seperti impian yang
harus selalu diperjuangkan.
2.
Menyerah
Terkadang medan
yang berat membuat tekad seseorang terpatahkan, hingga muncul rasa ingin
berhenti dan kembali ke langkah awal. Bahkan tidak ingin melanjutkan
perjalanan. Rasa itu wajar, entah karena medan yang berat hingga akhirnya kita
stress atau karena capek. Sebaiknya abaikan perasaan tersebut, karena itu hanya
seperti angin lalu, yang akan berlalu ketika kita tepat berjalan. Jika lelah,
istirahatlah sejenak dan mulai lagi.
3.
Ketagihan
Ini yang dari
dahulu saya belum mengetahui penyebabnya, ketagihan. Entah kenapa ketika turun
gunung, rasa yang ada hanya ingin naik lagi, lagi dan lagi. Padahal saya tahu,
bahwa diperjalanan berat, bahkan sempat dalam hati tidak ingin naik lagi. Tapi
begitu turun, rasa itu hilang, justru berubah menjadi rasa ingin menikmati
proses perjalanan sampai ke puncak.
4.
Pegendalian diri
Ada beberapa
orang yang berfikir, naik gunung adalah ajang dimana kita bisa menaklukan
sebuah puncak. Ketika sampai puncak, mereka merasa puas dan merasa “aku”. Tapi
bagi saya tidaklah demikian, terkadang perasaan “aku” justru bisa membuat diri
menjadi sosok yang sombong, meskipun tidak semua. Naik gunung bukan hanya
sekedar untuk bisa sampai ke puncak. Tapi ada banyak hal yang lebih berharga
dari proses itu.
Pengendalian
diri. Intinya disini, dimana kita bisa mengendalikan diri kita sendiri,
memahami diri kita sendiri. Ada saatnya kita terpacu, tapi bukan berarti tidak
peduli pada diri kita sendiri. Seperti halnya ketika lelah, itu tandanya kita
harus istirahat. Ada banyak hal pengedalian yang kita pelajari ketika naik
gunung, emosi, adrenalin, ketakutan, keberanian, dan banyak rasa lainnya.
No comments:
Post a Comment