Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dengan tinggi 3.428 mdpl . Gunung ini terletak diantara lima kabupaten yang ada di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang. Gunung Slamet juga termasuk dalam kategori gunung yang masih aktif di Jawa Tengah. Gunung ini juga menjadi salah satu tujuan bagi para pendaki. Ada beberapa jalur pendakian yang biasa dilewati oleh para pendaki, antara lain Jalur Bambangan di Kabupaten Purbalingga, Batureden di Banyumas, Desa Gabuhan di Kabupaten Pemalang. Berikut ini jalur pendakian yang berada di Bambangan, Kabupaten Purbalingga:
Basecamp
Sebelum melakukan pendakian, para pendaki diwajibkan untuk mengisi data terlebih dahulu di Bascame. Fungsi lain dari bascame adalah menjadi tempat istirahat bagi para pendaki yang telah usai melakukan pendakian dan para pendaki yang bermalam atau packing sebelum memulai pendakian. Lokasi bascame ini cukup luas, sehingga bisa menampung cukup banyak pendaki. Di bascame juga menjual beberapa peralatan pendukung untuk mendaki serta souvenir sebagai buah tangan atau kenang-kenangan bagi para pendaki. ara pendaki juga bisa meminimalisir barang bawaan dengan cara membeli perbekalan khususnya konsumsi di warung milik penduduk yang berada di sekitar bascame Hal ini juga bisa sekaligus membantu perekonomian warga sekitar Gunung Slamet.
POS Satu
Langkah pertama pendakian dimulai dari gerbang Bambangan, tepatnya pemukiman penduduk terakhir. Setelah itu, pendaki akan disuguhi hamparan ladang penduduk, umumnya tanaman sayuran, seperti kentang, kol, cabai, tomat dan lain-lain. Medan menuju POS satu terbilang cukup mudahkarena masih banyak jalur landai. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari bascame. Namun, sebelum sampai di POS satu, para pendaki bisa beristirahat sejenak di POS bayangan. Apabila sampai di POS satu pada waktu siang atau sore hari, para pendaki bisa beristirahat sejenak sambil menikmati makanan yang dijual oleh penduduk sekitar, seperti buah dan mendoan.
POS Dua
Pendakian menuju POS dua, medan yang dilewati sedikit berbeda dari sebelumnya dimana jalur sudah memasuki kawasan hutan dan treknya sudah mulai menanjak. Namun, meskipun demikian, sinar matahari masih bisa menembus pepohonan dan di POS dua juga terdapat warung-warung penjual makanan dan minuman.
POS Tiga
Perjalanana menuju POS tiga, nuansa hutan semakin terasa dengan udara yang semakin dingin dan medan yang cukup berat. Disini, juga terdapat warung-warung dimana para pendaki bisa sejenak beristirahat.
POS Empat
Meninggalkan POS tiga menuju POS empat sekaligus memasuki kawasan hutan yang semakin lebat dan udara dingin semakin terasa. Saat itu, saya dan teman-teman sampai di POS ini menjelang magrib sehingga sudah tidak terlihat cahaya matahari dan POS ini merupakan satu-satunya POSyang tidak disarankan untuk mendirikan tenda atau bermalam, karena POS ini dinilai sebagai POSyang memiliki cerita mistis tersendiri. Meskipun sekilas POSini tampak luas dan landai, sangat cocok untuk mendirikan tenda, namun menginat cerita mistis yang banyak dialami oleh para pendaki, sebaiknya tidak berlama-lama berada di POS ini terlebih di waktu petang. Di POS ini tidak terdapat warung atau bangunan apapun, hanya sebuah tanda yang melekat di pohon yang bertuliskan nama POS.
POS Lima
Meninggalkan POS empat dengan kisah mistisnya menuju POS lima, dimana medan semakin berat dan fisik semakin lelah banyak para pendaki yang menjadikan POS ini sebagai tempat mendirikan tenda. Selain itu, tanah yang lapang juga mendukung untuk mendirikan tenda di tempat ini. Di POS ini juga terdapat bangunan sederhana sebagai tempat istirahat. Di POS ini juga terdapat warung-warung yang menjual makanan dan minuman saat pagi sampai sore hari.
POS Enam
Ketika kami sampai di POS enamn, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, hari sudah gelap dan fisik kami pun sudah cukup lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di area POS enam. Sekilas POSini memiliki area yang cukup landai untuk mendirikan tenda dan banyak juga para pendaki yang mendirikan tenda di area ini.
POS Tujuh
Mengingat bahwa perjalanan masih lumayan jauh, kami memutuskan keluar tenda pukul 2.00 dini hari dengan asumsi melihat sunrise di puncak. Ternyata jarak tenda dengan POS tujuh tidak terlalu jauh dan bisa dikatakan di POS ini sangat ideal untuk mendirikan tenda mengingat tempat yang luas dan jarak dengan lebih dekat dengan puncak. POS ini juga menjadi POS terakhir yang memiliki bangunan sebagai tempat istirahat.
POS Delapan
Jarak dari POS tujuh ke POS delapan tidak terlalu jauh dibandingkan jarak dari POS sebelumnya. Namun, memasuki POS delapan jumlah pepohonan semakin berkurang, petanda semakin dekat dengan puncak.
POS Sembilan
Melewati POS delapan menuju POS sembilan tidak terlalu jauh, bahkan tidak jarang para pendaki tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai di POS sembilan. POS ini ditandai dengan kondisi tanah kering berbatuan.
Puncak
Dari POS sembilan para pendaki dihadapkan pada sebuah tantangan untuk sampai ke puncak, yaitu
summit attact. Jalur menuju puncak Slamet terbilang tidak mudah, dimana para pendaki harus melawi medan berbatu dan berpasir. Disinilah stamina dan fokus para pendaki diuji, karena jalurnya cukup curam, sehingga jika salah melangkah bisa jadi celaka atau mencelakai pendaki lain yang berada di baawh, karena tidak jarang batu yang kita jadikan sebagai pijakan bisa saja gugur dan jatuh atau kaki yang berpijak pada pasir yang seolah-olah kita sudah melangkah jauh tapi nyatanya kita hanya jalan di tempat. Akan tetapi perjuangan yang berat sebanding dengan indahnya pemandangan dari Puncak Slamet. Disini juga masih terdapat kawah karena Gunung Slamet termasuk dalam kategori gunung yang masih aktif di Jawa Tengah.
No comments:
Post a Comment